Wednesday, April 15, 2020

Cerita Bersambung “Azzura” Part 1

                                     »Azzura«

                                        Part 1

       Pagi ini mentari tersenyum cerah menyapu wajah manis seorang gadis berusia 17 tahun, sejuk angin di antero jagat seolah menari mengiringi langkahnya bersamaan dengan mekarnya bunga - bunga taman seolah menyadari kehadirannya. Gadis labil dengan postur tertutup lagi terjaga layaknya mutiara merah muda, indah tersembunyi  dalam karang bebatuan berkuncikan iman. Layaknya anak remaja seusianya tingkahnya menggambarkan betapa bahagianya ia pagi ini. Kain berwarna merah maroon setia menjuntai menutup kemuliaannya hanya menyisakan wajah dan telapak tangannya saja.

“Zura” panggil seorang wanita paruh baya.

“Iyaa, Ummi” jawabnya. Ia gadis itu bernama
Zura, Azzura Fasyah Hendrawan.

“Kamu dimana  sayang?” tanya Ummi, ibu Zura.

“Zura ditaman belakang, Ummi” teriaknya namun tidak menghilangkan sedikit pun  kesantunan dalam ucapannya.

“Kemari sayang, ada abang kamu ini” seru Ummi menggema dalam ruangan yang  tak lain adalah rumah kediaman Zura bersama keluarganya. Keluarga Hendrawan.

“Abang?? Aaaaakkhh Abaanggg Syakir” pekik Zura sembari berlari kedalam rumah.

Syakir Alfansyah Hendrawan, kakak kesayangan Zura yang berkuliah di Université De Strasbourg, Prancis. Sebelumnya ia telah memberitahu Zura jika hari ini ia akan pulang, namun Zura  tak menyangka akan tiba sepagi ini.

“Aabangg Syakiiiiirr” pekik Zura kegirangan sembari berlari ke arah Syakir.

Syakir yang melihat itu segera menghindar. “Assalamu'alaikum dulu dek!!” ucap Syakir memperingatkan Zura untuk mengucap salam terlebih dahulu sembari memasang wajah dibuat-buat seolah marah. Namun tak dihiraukan oleh Zura. Ia tetap ingin memeluk abangnya.

“Iya, Assalamu'alaikum aabangnya Zura yang ganteng” ucap Zura akhirnya sembari memeluk erat tubuh Syakir.

       Rindu yang sudah 2 tahun terakhir ini ia pendam akhirnya terlampiaskan. Begitu pula dengan Syakir, melihat adik satu-satunya ini baik-baik saja bahkan tumbuh dengan sangat cantik membuatnya sangat bahagia. Azzura dan Syakir memang  saling menyayangi sedari kecil, usia mereka pun hanya berjarak 3 tahun, karena memang hanya mereka berdualah anak dari Ummi dan Abinya. Ummi Zainab dan Abi Reza Hendrawan.

“Wa'alaikumussalam Zura-nya abang” Syakir  membalas pelukan sang adik dengan senyuman.

“Abang, Zura kangen” ucap Zura manja tanpa melepas pelukannya.

“Hehe, dek. Abang juga kangen tapi lepasin dong pelukannya, abang bau loh belum mandi dari kemarin. Ade gak cium bau asem apa?” kekeh Syakir yang langsung dihadiahi pukulan dari Zura.

“Auhhh dek. Kamu gak berubah ya, pukualan kamu masih sama kaya dulu, gak terasa sama sekali...Hahahaa” tawa Syakir pecah.

“Aaa. Abaaaanggg” teriak Zura.

“Ehh sudah-sudah, Zura abangnya jangan digangguin dong sayang. Abangnya kan baru nyampe pasti lelah” ucap Ummi menengahi.

“Heehe, maaf Ummi. Tapi Zura kangen”  ucap Zura manyun.

“Udah gak apa-apa kok, Ummi. Lagian Syakir juga rindu sama Zura” ucap Syakir.

“Tuhkan Ummi, abang aja gak apa-apa” Zura semangat dan dibalas senyuman dari Syakir. Sementara Ummi hanya menggeleng melihat kelakuan anak-anaknya.

“Ohh iya, Abi mana Ummi??” tanya Syakir yang sedari tadi tidak menemukan sosok Abinya.

“Abi di kantor, Kir. Tadi berangkatnya pagi sekali katanya ada meeting mendadak” jelas Ummi.

“Humm..gitu yah, Mi. Padahalkan Syakir baru pulang, kirain mau disambut sama Abi juga” ucap Syakir sedikit kecewa.

“Sudah gak usah kecewa, nanti juga Abimu pulang kok. Paling jam 2 sebentar sudah di rumah. Kamu taukan Abi kalau soal pekerjaan bagaimana?” tambah Ummi lagi menjelaskan yang diikuti anggukan paham dari Syakir.

“Ahh abang gak usah mellow gitu, kan ada Zura yang nyambut abang tadi...”  ucap Zura menghibur Syakir yang sempat kecewa.

“Heehee. Apaan sih dek, siapa yang mellow coba. Ayo antarin abang ke kamar” ajak Syakir yang sudah mulai lelah berdiri di ruang tamu  sejak ia tiba.

“Iya antarin abangmu ke kamarnya. Ummi mau masak dulu buat makan siang” sambung Ummi.

“Okeee, siap kapten” jawab Zura memberi isyarat hormat pada Syakir dan Ummi. Lalu menarik lengan Syakir, sebelum itu ia mencium pipi Umminya terlebih dahulu lalu berlari sembari memegang lengan Syakir. Syakir hanya menurut tingkah adiknya tersebut. Dan Ummi hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah Zura yang masih kekanak-kanakan.


Part 2 nx.....

2 komentar